Masalah jangan dipermasalahkan,
makin dipermasalahkan suatu masalah, makin jadi masalah itu permasalahan. Masalah
jangan dianggap permasalahan, permasalahan jangan dianggap masalah juga, karena
kalau permasalahan itu dianggap masalah maka akan jadi permasalahan juga
masalah permasalahan itu.
Manusia memang senang sekali membuat
masalah, tapi mereka benci ketika mendapat masalah. Mereka suka sekali mencari
masalah, tapi ketika mereka menemukan masalah, mereka marah. Ah, masalah memang
selalu membuat kita dalam masalah. Bermasalah.
Hidupku banyak masalah, tapi
masalahku membuat aku hidup. Iya, karena kalo aku mati, aku tidak mungkin punya
masalah. Orang-orang hidup yang berada didekatku yang akan mendapat masalah.
Hahaha, lucu. Sama dengan kebodohan. Kalo kamu bodoh, kamu tidak akan memiliki
permasalahan, tapi orang orang didekatmu yang akan mendapat masalah.
Masalah memang selalu membuat
kita berpikir, terkadang kita hanya berpikir ketika kita menemukan masalah,
atau ketika kita berpikirlah kita akan menemukan masalah? Ah entahlah. Aku tak
mau membuat hal itu menjadi masalah. Aku sudah memiliki cukup banyak masalah
yang masih terus kupermasalahkan. Iya, masalahku belum juga terselesaikan. Tapi
tak apa, itu membuat otakku terus bekerja. Setidaknya, membuat otakku seolah
bekerja.
Dan aku akan tampak sibuk dimata
orang lain, karena aku benci jika disibukkan oleh orang lain. Aku memilih dan
dipilih oleh kesibukan sendiri. Aku memang jarang sekali sibuk, aku juga jarang
tampak sibuk. Kesibukanku adalah membuat diriku tampak sibuk. Aku sangat sibuk
mencari kesibukan yang bisa membuatku terlihat sibuk.
Lihat, aku sangat sibuk kan?
Kesibukanku ini memakan banyak
waktu. Waktuku, aku kehabisan waktu. Mereka bilang waktu adalah uang. Aku tidak
peduli dengan uang, tapi aku peduli dengan waktu-dan sekali lagi ini tidak
berarti aku peduli dengan uang. Aku kan dengan senang hati memberikan uangku
kepada orang lain, tapi aku selalu kehabisan uang. Aku juga tidak memiliki
banyak waktu, yang bisa kuberikan.
Belakangan ini bahkan aku tidak
memiliki waktu untuk diriku sendiri. Entahlah, pergi kemana waktu-waktu yang
dulu seolah kubuang-buang dengan boros, dengan somobong, dengan tanpa
memerhatikan efektivitas waktu, umur, usia.
Ah lucu, bagaimana aku bisa
menyediakan waktuku untuk orang lain, ketika bahkan aku tidak memilikinya untuk
diriku sendiri. Aku ingin memberikan waktuku untuk orang lain, sungguh… Aku
bahkan akan membayarnya, membelinya, dengan… berapapun, atau apapun harga yang
memang harus kuberikan. Lucu, kan?
Masalahku adalah waktu yang terus
berjalan menggilas pikiranku yang bodoh namun aku hanya diam dan menganggapnya
menjadi hal yang lucu. Untuk ditertawakan, bukan dipermasalahkan.
Huh, dasar masalah. Tetapi sekali
lagi, kalo tak ada masalah dari mana lagi kita akan belajar?
to be continued...