Selasa, 23 Oktober 2012
My Pencil Drawing Tina Jitaleela and Non Dhera (Pencil Work II)
Lama nggak tambah galeri nih. Maklumlah, udah mulai sibuk.
Namanya juga kelas 12 (kasta tertinggi dalam SMA)
Mulai banyak les, TUC, tugas juga masih numpuk.
Yah.... pokoknya latihan jadi orang sibuk deh, latihan jadi orang sukses :D
Tapi, di sela-sela kesibukan masih menyempatkan bikin sketch.
Tina Jittaleela, yang kemarin udah gue posting.
Juga ada Non Dhera Siagian, Indonesian Idol contestan.
Minggu, 21 Oktober 2012
HUJAN
Aku suka hujan, saat dimana anak-anak kecil lewat didepan rumah dengan baju yang kotor, menenteng bola dan berlarian menuju lapangan dimana masih ada kambing-kambing yang tengah merumput.
Aku suka hujan, saat dimana semua tawa dan kata adalah harmoni yang melantunkan sebuah lagu, indah sekali lagunya, aku menyebutnya nyanyian sang bumi.
Aku suka hujan, saat dimana aku duduk dalam sebuah ruangan yang dingin, sejuk merasuk ke dalam hati, dan mengingatkanku kepada sosok yang tak tampak dan memang tak pernah tampak.
Aku suka hujan, seperti saat aku melihat ke arah langit dan butir air berjatuhan mengenai kornea mataku dan tanpa kuperintahkan mataku terpejam dan tanganku mengusapnya.
Aku suka hujan, seperti saat air mataku entah mengapa menetes, dan hujan menemaniku, sampai akhirnya air mataku habis, tak tersisa lagi.
Aku selalu menyukai hujan, seperti aku selalu menyukai embun yang berkilau saat matahari perlahan manaiki singgasananya, dan cahaya menyilaukan memancar dan membuatku harus menyipitkan mata.
Aku selalu menyukai hujan.
Aku suka hujan, saat dimana semua tawa dan kata adalah harmoni yang melantunkan sebuah lagu, indah sekali lagunya, aku menyebutnya nyanyian sang bumi.
Aku suka hujan, saat dimana aku duduk dalam sebuah ruangan yang dingin, sejuk merasuk ke dalam hati, dan mengingatkanku kepada sosok yang tak tampak dan memang tak pernah tampak.
Aku suka hujan, seperti saat aku melihat ke arah langit dan butir air berjatuhan mengenai kornea mataku dan tanpa kuperintahkan mataku terpejam dan tanganku mengusapnya.
Aku suka hujan, seperti saat air mataku entah mengapa menetes, dan hujan menemaniku, sampai akhirnya air mataku habis, tak tersisa lagi.
Aku selalu menyukai hujan, seperti aku selalu menyukai embun yang berkilau saat matahari perlahan manaiki singgasananya, dan cahaya menyilaukan memancar dan membuatku harus menyipitkan mata.
Aku selalu menyukai hujan.
Jumat, 19 Oktober 2012
KAMU
Yang perlu dicamkan dalam hati adalah wanita tercipta dari tulang rusuk
pria, dia diciptakan bukan dari tulang kepala untuk menjadi atasan pria
dan tidak diciptakan dari tulang kaki untuk menjadi bawahan pria namun
berasal dari tempat yang aman di sisi pria untuk dilindungi agar dapat
merasa aman baginya.
Sabtu, 13 Oktober 2012
YGM
Gue nggak mau dibilang munafik.
Gue seneng liat elu bahagia. Iya!
Tapi gue nggak akan bahagia,
kalo lu seneng
gara-gara ada
orang lain
yang bikin lu seneng
Gue munafik? Iya!
Gue seneng liat elu bahagia. Iya!
Tapi gue nggak akan bahagia,
kalo lu seneng
gara-gara ada
orang lain
yang bikin lu seneng
Gue munafik? Iya!
Kamis, 11 Oktober 2012
Jogerku Sayang Sandalku Malang
Segalanaya butuh perjuangan. Pepatah barat mengatakan, no pain no gain. Nggak ada rasa sakit, nggak ada aspirin. Nggak ada rasa pahit, nggak ada jamu paulin.
Nggak tau jamu paulin? Itu tu.. saingan beratnya jamu buyung upik. Tapi pemasarannya udah lebih mengglobal, semacam udah dapet invest dari saudagar-saudagar Amerika.
Oke, ini makin bikin bingung. Intinya adalah, jika kita ingin memperoleh sesuatu kita harus berjuang. Nggak ada hubungannya sama jamu emang. Saat kita mempunyai citacita atau mimpi, atau angan atau keinginan, atau asa atau cita-cita atau bisa nggak udahan atau ataunya?
*take a break*
Jadi gini guys, baru-baru(1-2) ini, gue baru(3) aja kehilangan sandal baru(4) gue, yang baru(5) dibeliin sahabat baru(6) gue, di pulau Dewata. Bali. Iyap, dibeliin. Karena pertama, selain gue nggak punya duit, gue juga nggak ikutan ke Bali :’( Nggak dapet izin dari babeh dan enyak.
Loe tau? Minta izin sama babeh gue itu, birokrasinya lebih berbelit-belit daripada per-politik-an Indonesia ataupun sistem administrasi Smansa(?) Mendingan minta maaf, daripada minta izin. Ibaratnya, mendingan gue kabur duluan ke Bali baru minta maaf ke babeh. Unfortunately, sayangnya gue nggak punya duit. Jadi yah... nggak bisa kabur, dan terpaksa gigit jari. *bukan arti sebenarnya ye
Kembali soal sandal, kira-kira beberapa hari yang lalu, gue main ke warnet. Nggak lama, cuman yaaaa 2-3jam an lah. Nggak sampe kayak para maniak game online, yang bisa sampe 6-8jam mantengin monitor (sampe-sampe lupa boker)
Dan mungkin bukan hari hoki gue, karena shio gue.... anjing kalo nggak salah, dan bintang gue sagitarius, lahir selasa pon, jadi nggak cocok kerja di air. Nah, saat itu hari minggu dan waktu itu hujan. Lengkap sudah, itu bukan hari baik gue.
Terjadilah insiden pencurian sandal itu. Makhluk kesayangan gue, joger biru, gratisan, lenyap tak berbekas. Melihat situasi ini, sang penjaga warnet pun beraksi. Ia pun melakukan investigasi, menghitung, menimbang serta meneliti perbandingan antara jumlah kaki dan sendal yang tersedia. Tak lupa ia pun mewawancarai mereka satu per satu.
Namun nasi sudah menjadi basi, dan bubur sudah menjadi ancur. (sengaja diancurin, karena namanya juga bubur) sandal gue pun resmi ilang. Sedih?
Dan yang bikin gue bencciiiiiiii banget (oke itu alay). Orang yang nuker sandal gue itu, ninggalin sandal yang kekecilan dan nggak pas (sama sekali).
Saat itu pun gue langsung kepikiran buat nulis artikel “tata cara nyolong sendal yang baik dan benar” kalo kamu penasaran, bisa ditunggu.
Dalam waktu yang sama, gue juga teringat pepatah buatan teman sendiri.
“SESUATU YANG HILANG, APABILA KEMBALI TIDAK AKAN SAMA LAGI” dan gue 100% setuju sama pepatah ini. Karena telah terbukti benar...
_____
Mengenang 5 hari hilangnya JOGER JELEK warna biru...
Semoga siapapun pemilikmu selanjutnya, dia orangnya baik. Ngasih makan yang bener, tempat tinggal layak dan ya... bisa menjadi imam yang baik.
Nggak tau jamu paulin? Itu tu.. saingan beratnya jamu buyung upik. Tapi pemasarannya udah lebih mengglobal, semacam udah dapet invest dari saudagar-saudagar Amerika.
Oke, ini makin bikin bingung. Intinya adalah, jika kita ingin memperoleh sesuatu kita harus berjuang. Nggak ada hubungannya sama jamu emang. Saat kita mempunyai citacita atau mimpi, atau angan atau keinginan, atau asa atau cita-cita atau bisa nggak udahan atau ataunya?
*take a break*
Jadi gini guys, baru-baru(1-2) ini, gue baru(3) aja kehilangan sandal baru(4) gue, yang baru(5) dibeliin sahabat baru(6) gue, di pulau Dewata. Bali. Iyap, dibeliin. Karena pertama, selain gue nggak punya duit, gue juga nggak ikutan ke Bali :’( Nggak dapet izin dari babeh dan enyak.
Loe tau? Minta izin sama babeh gue itu, birokrasinya lebih berbelit-belit daripada per-politik-an Indonesia ataupun sistem administrasi Smansa(?) Mendingan minta maaf, daripada minta izin. Ibaratnya, mendingan gue kabur duluan ke Bali baru minta maaf ke babeh. Unfortunately, sayangnya gue nggak punya duit. Jadi yah... nggak bisa kabur, dan terpaksa gigit jari. *bukan arti sebenarnya ye
Kembali soal sandal, kira-kira beberapa hari yang lalu, gue main ke warnet. Nggak lama, cuman yaaaa 2-3jam an lah. Nggak sampe kayak para maniak game online, yang bisa sampe 6-8jam mantengin monitor (sampe-sampe lupa boker)
Dan mungkin bukan hari hoki gue, karena shio gue.... anjing kalo nggak salah, dan bintang gue sagitarius, lahir selasa pon, jadi nggak cocok kerja di air. Nah, saat itu hari minggu dan waktu itu hujan. Lengkap sudah, itu bukan hari baik gue.
Terjadilah insiden pencurian sandal itu. Makhluk kesayangan gue, joger biru, gratisan, lenyap tak berbekas. Melihat situasi ini, sang penjaga warnet pun beraksi. Ia pun melakukan investigasi, menghitung, menimbang serta meneliti perbandingan antara jumlah kaki dan sendal yang tersedia. Tak lupa ia pun mewawancarai mereka satu per satu.
Namun nasi sudah menjadi basi, dan bubur sudah menjadi ancur. (sengaja diancurin, karena namanya juga bubur) sandal gue pun resmi ilang. Sedih?
Dan yang bikin gue bencciiiiiiii banget (oke itu alay). Orang yang nuker sandal gue itu, ninggalin sandal yang kekecilan dan nggak pas (sama sekali).
Saat itu pun gue langsung kepikiran buat nulis artikel “tata cara nyolong sendal yang baik dan benar” kalo kamu penasaran, bisa ditunggu.
Dalam waktu yang sama, gue juga teringat pepatah buatan teman sendiri.
“SESUATU YANG HILANG, APABILA KEMBALI TIDAK AKAN SAMA LAGI” dan gue 100% setuju sama pepatah ini. Karena telah terbukti benar...
_____
Mengenang 5 hari hilangnya JOGER JELEK warna biru...
Semoga siapapun pemilikmu selanjutnya, dia orangnya baik. Ngasih makan yang bener, tempat tinggal layak dan ya... bisa menjadi imam yang baik.
Langganan:
Postingan (Atom)