Ini dari marunnya
langit-langit hati,
Nan sesak romansa
Dansa sepasang cinta
dipelataran purnama
Disoroti sinar anggun
melingkari,
Senyum-senyum sarat arti
Ada yang bertemu
disetiap kerling mata
Ada rindu disetiap
segaris senyum
Ada pesan disetiap cinta
yang mengudara
Kini ia membiru, hingga
kelabu
Pelan, namun pasti ia
terjatuh bersimpuh
Entah mengapa semua
menepi
Ada yang sendiri
Yang sendiri itu berdiri
dengan lutut
Mematut diri pada
kediaman yang bisu
Sedih ditingkah sendu
bertamu
Disambut rindu
Kini t’lah berganti
tokoh utama
Pun alurnya
Karena entah mengapa
semua menepi
Tirai disingkap dan digeser
Ada yang sendiri
Yang sendiri itu berdiri
dengan lutut di bawah janggut
Kepala bersandar,
Pada tunduk dan kaki
meja
[Budhe Nunu 2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar