Aku melangkah, kakiku lelah
Aku berhenti, bersandar dibawah pohon
Pohonnya rindang, aku merasa tenang
Angin berhembus, akupun tersenyum
Seorang gadis kecil lewat didepanku
Segenggam batu kerikil ia bawa
Satu dua, empat hingga anak menyusul gadis tadi
Kesemuanya menggenggam kerkil
Jalan yang kulalui berlubang
Aspalnya rusak dimakan para pejabat-pejabat korup
Anank-anak itu, dengan senyum tersimpul
Menumpahkan kerikil di lubang-lubang jalan
Dan mereka pergi...
Sebuah kendaraan, becak beroda tiga
Berlalu didepanku, membawa penumpang
Seorang ibu dan anaknya
Berdandan rapih, bak ingin ke pasar malam
Dandananya menor, lipstiknya mencolok
Bedaknya tebal sekali
Kontras dengan leher hitamnya
Wajahnya seperti tertutup tepung terigu
Kembali, seorang pria berlalu
Badanya tinggi besar
Bahunya kokoh
Menggendong anaknya
Dan aku, masih mencoba membaca
Apa yang coba dikatakan dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar