Menengadah
di bawah guyuran peluh
Meminta-minta
menghadap sorotan mata sang surya
Menunggu
bunga-bunga bermekar diatas lampu jalan
Menanti
gandum tumbuh disemak belukar
Di negri
yang panas
Negeri
tropik kata mereka
Mereka para
turis-turis yang berwisata
Dengan
celana diatas lutut
Dengan kaca
mata hitam pekat
Negri ini
adalah negri yang indah
Dengan
gunung menjulang tinggi
Dan pantai
menghampar seluas habisnya pandang
Penduduknya
ramah lagi pula baik hatinya
Tapi bagi
mereka, debu diantara padang sahara
Tak ada
yang lebih indah dari makanan sisa
Tak ada
yang lebih ramah dari, satpol pp
Tak ada
yang lebih baik hatinya, dari para aparat
Keparat
Mereka
dikatai pencuri
Mereka
dikatai pemalas
Siapa yang sebenarnya
pencuri?
Siapa yang sebenarnya pemalas?
Siapa yang sebenarnya pemalas?
Orang-orang
dengan baju compang camping?
Ataukah
tikus-tikus dengan jas dan dasi?
Orang-orang
dengan peluh yang menetes?
Ataukah
badut-badut dengan riasan muka?
Maka
kembali, mereka hanya bisa menunggu bunga mekar dalam gulita
Dan
kembali, mereka hanya bisa menyiram dahaga dari keringat tubuhnya
A. Rosyidin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar