Pada dasarnya sama aja sih, kelas 1 gue belum dikenal. Kelas 2 gue enggak terkenal. Dan kelas 3 gue nggak juga minta kenalan (?)
Serius, gue ngrasanya biasa aja. Gak lebih baik, juga nggak lebih buruk. Duit jajan juga nggak lebih baik, ataupun lebih buruk. Orang bilang, kelas 3 harus udah bisa jadi dewasa.... padahal? gue ngrasanya biasa aja.
Lebih dihormati? Ah, enggak juga. Yang mau nyapa gue juga cuma yang itu-itu aja.
Lebih bertanggung jawab? Anu..... gemana ya? Nggak yakin saya~
Lebih berpengalaman? Dalam hal apa? Pelajaran? Enggak kok, materi tadi pagi aja gue udah lupa...
But guys... gue nggak cuma mau curhat. Gue juga mau mendongeng. #plisjanganmuntah Gue bukan mau mendongeng si kancil, atau yang sejenisnya. Gue mau cerita soal guru-guru baru gue di kelas 12.
Berikut
Hari pertama kita sudah dipaksa untuk mendengarkan ceramah dari guru yang spesifikasinya bukan untuk berpidato apalagi berda'i. Walhasil ngantuklah kita. Ialah Bapak Slamet Priyadi (kalo nggak salah) Namun apa yang terjadi? disela-sela kita menyelipkan kantuk beliau menunjuk salah satu dari jenis kita untuk maju dan menuliskan hasil pidato beliau. Walhasil mudeng ga mudeng kita harus nulis, demi tidak ditunjuk untuk maju.
Yaitu Ibu Asih (panggilannya). dan saya nggak tau nama lengkapnya. Yang jelas beliau mengajar Sosiologi dengan pendekatan Psikologi menyertakan beberapa hasil koreografi antara typografi(?) dan podatologi(?) Menurut gue dia itu guru yang pandai menyamar, terutama di hari jum'at. Karena di hari itu, gue nggak bisa ngebedain dia sama anak-anak lain. Padahal dia sudah memproduksi beberapa anak sendiri (?)
Selanjutnya yaitu Bapak Rokhiman Chibi ada yang bingung kenapa chibi? sama! gue juga nggak suka cherybelle. Katanya sih orangnya ngantukin. (kata seorang begadangers). Gue sendiri belum tau spesifikasinya karena belum melihat dengan mata kepala, pundak, lutut, kaki gue sendiri.
Next. Ialah yang namanya terkenal dikalangan remaja Mr. Rojikun menurut gue beliau kayak berbie. Yupz! Boneka, karena mukanya itu
Pelajaran Geografi diampu oleh Bu Rias
Selanjutnya ada Bu Retno yang gue udah nggak sabar di'hina'. karena dari kemarin belum ketemu beliau. Dan lidah beliau tersohor karena ketajamannya.
Gue rasa kurang, tapi waktu berkata cukup. Gue harus segera off karen the time is out.
Untuk lengkapnya, tunggu saja postingan sejanjutnya :D
wkwkwkwkw gue udah pernah kena semprot Bu Retno, gitu juga panitia MOS hahahahha tunggu aja looo :p
BalasHapusTapi dia asyik Jum~ :D
BalasHapuskalo genre film mungkin : horror komedi