Tampilkan postingan dengan label MOTIVATION. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MOTIVATION. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Agustus 2013

WIN

Let me tell you something you already know. The world ain't all sunshine and rainbows. It's a very mean and nasty place and I don't care how tough you are it will beat you to your knees and keep you there permanently if you let it. You, me, or nobody is gonna hit as hard as life. But it ain't about how hard ya hit. It's about how hard you can get it and keep moving forward. How much you can take and keep moving forward. That's how winning is done! Now if you know what you're worth then go out and get what you're worth. But ya gotta be willing to take the hits, and not pointing fingers saying you ain't where you wanna be because of him, or her, or anybody! Cowards do that and that ain't you! You're better than that! 

Kamis, 13 Juni 2013

Orang tua kita mengajari lebih

Pernah nggak kamu merasa sendiri?
Benar-benar sendiri..
Seperti dahulu, ketika kita masih kecil dan kedua orang tua kita harus pergi sehingga kita harus tinggal dirumah, dan sendirian. Hingga larut malam, orang tua kita belum juga pulang. Sedangkan diluar sana hujan, dan angin berhembus sangat kencang. 
Kita yang masih sangat kecil, takut listrik akan padam. Kita selalu membuka tirai jendela semenit sekali, berharap segera tampak lampu kendaraan yang membawa kedua orang tua kita. Namun bunyi kendaraan, ataupun sorot lampu kendaraan tak juga muncul. Yang ada hanya suara rintik hujan yang membentur genteng, serta tersangkut didedaunan. Yang ada hanya cahaya kilat, diikuti petir yng menyambar, sehingga kita cepat-cepat menutup pintu dan masuk kedalam tumpukan selimut.
Dan akhirnya terlelap, hingga akhirnya dipagi hari ibu membangunkan kita. Kita marah-marah karena kejadian semalam, namun ibu hanya tersenyum. Dan hanya tersenyum.

Pernah nggak kamu merasa kecewa?
Kecewa, bahkan kesal…

Seperti dahulu, ketika ayah terlambat menjemput kita. Padahal hari sudah sangat sore, dan PR kita masih banyak. Ayah membuat kita menunggu sangat lama, terlalu lama untuk ukuran anak sekecil kita waktu itu. Hingga kita adalah orang terakhir yang menunggu jemputan. Hingga guru-guru bahkan telah pulang kerumah mereka masing-masing. Hingga penjaga sekolah berkali-kali menatap kita, dan hanya tersenyum. Kecewa dan kesal karena orang yang kita tunggu-tunggu tak kunjung datang. Dan ketika ia datang, ia bahkan tidak tersenyum. Yang ada hanya kerutan di keningnya, yang kita tak tahu apa artinya. Kita belum tahu apa artinya. Kemudian kita segera menghampiri ayah, dan tak sekalipun menjawab pertanyaan-nya. Dan ia pun kemudian diam.

Pernah nggak kamu merasa sedih?
Sedih, bahkan terluka…
Ketika orang yang benar-benar kita cintai, pergi meninggalkan kita. Meninggalkan kita. Seolah-olah, kita adalah sesuatu yang tidak diperlukan lagi. Seolah-olah kita telah melakukan hal yang sangat buruk, sehingga ia harus pergi dan meninggalkan kita. Padahal kita masih sangat mencintainya. Padahal kita sangat menyayanginya. Namun, saat kita menangis karena terluka ibu hanya tersenyum. Lagi-lagi hanya tersenyum seolah-olah tak mau mengerti perasaan kita. Tak mau tahu, dan terus saja hanya tersenyum.


Saya tau kamu pernah, saya pikir kita semua pernah. Atau setidaknya sebagian dari kita pernah.


Seperti kita tahu, keluarga adalah lembaga pendidikan pertama kita dan orang tua adalah guru pertama kita. Orang tua kita mengajari banyak hal, lebih banyak dari siapapun, guru manapun.

Orang tua mengajari kita untuk tidak  menyerah meski kita jatuh dan mungkin terluka. Dia terus menggenggam tangan kita. Hingga entah berapa ribu kali kita tertajatuh dan toh akhirnya kita dapat berdiri lagi dan hasilnya bisa berjalan, hingga saat ini.

 Orang tua bahkan mengajari kita cara mengenali diri kita sendiri. Mereka mengajari kita berbicara, meski tampaknya mustahil karena apa yang keluar dari mulut kita hanya celotehan, tawa dan tangis. Bagaimana mungkin kita bisa bicara seperti mereka???
Tapi mereka tetap saja melakukannya, mengajari kita, "memanggil" kita. Karena mereka tahu dan percaya, kita bisa, seperti jutaan anak lainya, kita pasti bisa. Dan akhirnya, kita bahkan berbicara bahasa lain yang tidak mereka kuasai. Inggris, Jepang, atau mungkin.... Korea?


Orang tua kita. Ya. Mereka tahu banyak hal.
Bukan soal ilmu pengetahuan atau sains atau pemansan global. Mereka tahu banyak hal, soal dunia, soal kehidupan, soal kita. Mereka hidup jauuuh lebih lama dari kita, dan membuat kita tetap hidup. Mereka belajar jaaauuuhh lebih dulu daripada kita semua, dan mengajari kita cara untuk belajar.

Mereka tahu dunia tidak selalu terang, tak selalu cerah, akan datang waktu malam, dan terkadang langit tertutup mendung.


Mereka tahu, bahwa dunia tak selalu lembut. Adakalanya ia keras. Tak seperti yang kita inginkan, tak seperti yang kita harapkan. Tak seperti yang kita duga. Bahkan sama sekali tak terduga. Sama sekali tak seperti yang kita harapkan, dan sama sekali tidak kita inginkan.


Mereka tahu itu, dan mereka tahu itu akan berlalu.


Mereka tahu esok paginya kita akan terbangun dan seolah-olah rasa takut, kecewa, dan kesedihan itu hilang. Puffttt…. Hilang, dan menguap, begitu saja. Dan kita masih, baik-baik saja.


Mereka, bisa saja mengajak kita dan tidak meninggalkan kita sendirian di rumah dengan resiko kita akan berbuat hal buruk saat mereka sedang menjani urusan yang penting –karena umur kita yang belum mencukupi- atau dengan resiko kita sakit karena terkena angina malam, atau kelelahan dan esok paginya tak dapat bersekolah.

Mereka mengajari kita bersabar lebih dari batasan kita di usia kita saat itu dengan kita harus menunggu lebih lama, sangat lama –meskipun kita semua tau, mereka pasti punya alas an yang sangat kuat, mungkin sangat penting, sehingga mereka tidak bisa datang tepat waktu.

Mereka mengajari kita mengikhlaskan, menerima, dan menghadapi kenyataan, kenyataan bahwa apa yang kita miliki bukanlah milik kita sendiri. Dari senyum ibu, ia berkata "nak ayahmu tidak pergi kemanapun, dia hanya berpindah milik, syurga sudah lama ingin bertemu dengan beliau"  


Mereka mengajari kita untuk tidak takut, untuk menjadi pemberani, untuk menjadi penyabar, untuk mengikhlaskan dan untuk menjadi manusia yang selalu bisa “baik-baik saja”


Itulah mereka, mengajari kita tanpa mengajari. Itulah mereka, yang mengajari kita secara tidak langsung. Bahkan mungkin, tanpa mereka sadari. Karena ada Tuhan pada diri mereka, Tuhan mengajarkan kita hidup melalui mereka sebagai perantara, orang tua kita.


Untuk orang tuaku tercinta.
Ibu. Ibu. Ibu. Dan Ayah.
Aku selalu menyayangi kalian.

Minggu, 19 Mei 2013

AIR MATA & CINTA


Katanya nih, cinta bikin apa yg dicintai itu bener-bener masuk ke lubuk hati. Bicara lubuk hati, apalagi yg terdalam, pasti berkaitan banget ama yg namanya kelembutan. Hati tuh lembuuuttt banget. Kalo dah kayak gini nich, cinta itu deket ama yang namanya air mata, nangis dech... Makanya, orang yg lagi jatuh cinta, bakal gampang nangis kalo inget ama yg dicintainye, ya kagak? Ngaku dech!

Ngomong-ngomong soal nangis nich, disini Ada 2 cerita. Ceritanya jadul

Cerita pertama.
Dulu, ada negeri kafir yg mo nyerang negeri Islam. Ketua kafir itu atur siasat. Sebelum nyerang, diselidiki dulu negeri Islam itu. So, si ketua ngutus seorang mata-mata ke negeri Islam itu. Si mata-mata tadi nyamar jadi orang Islam. Trus dia masuk ke negeri Islam itu. Tampangnya pokoke Islam banget dah, pake janggut segala kali! Tiba-tiba dia ngeliat ada seorang anak muda yg lagi nangis di pojokan dinding. Penasaran, si mata-mata tadi ngedeketin tuh anak muda. Trus dia nanya : " Kenapa kamu nangis?" Jawab anak muda tadi : "Aku nangis karena tadi aku ketinggalan shalat berjama'ah di masjid." Kagetlah si mata-mata. Trus dia balik ke negerinya dan laporan ke ketua. Dia nyeritain apa yg diliatnya di negeri Islam. Trus kata ketua : "OK, kita jangan nyerang Islam dulu. Tunggu kalo saatnya dah tepat."

Cerita kedua.
Sebetulnya ini lanjutan dari cerita pertama tadi. Beberapa tahun kemudian, diutus lagi dech mata-mata. Then, si mata-mata nyamar jadi orang Islam. Pokoknya kayak cerita pertama. Trus dia ngeliat ada anak muda yg nangis lagi duduk. Si mata-mata ngedatengin tuh anak trus nanya : "Kenapa kamu nangis?" Jawab si anak muda : " Aku nangis karena baru aja ditinggal ama kekasihku?" Ngedenger jawaban kayak gini, si mata-mata balik ke negerinya. Dia lapor ke ketua tentang apa yg diliatnya di negeri Islam. Trus, sang ketua berkata : "OK, saatnya kita serang mereka!"
Bener, negeri kafir kemudian nyerang negeri Islam tadi . Dan apa yg terjadi, soddara-soddara? Maka, hancur-lebur dan luluh-lantaklah negeri Islam itu. Masya Allah...

Kenapa hayo koq bisa kayak gitu? Ketua kafir tadi ngeliat kalo yg pertama, pemuda-pemuda Islam-nya sholeh-sholeh. Mereka cinta benget ama Allah. Sampe-sampe mereka sedih & nangis gara-gara ketinggalan shalat berjama'ah di masjid. So, kalo negeri kafir nyerang saat itu, pasti orang kafir kalah.

Trus, setelah beberapa tahun, ada yg berubah di negeri Islam itu. Anak-anak mudanya dah ga sholeh lagi (atw mungkin kurang sholeh kali ya...). Ini bisa diliat ada anak muda Islam yg nangis gara-gara ditinggal pacarnya. Pasti, hari-harinya dihabisin bwt kekasihnya, bwt nemenin, bwt mikirin, en bwt-bwt yg laen. Knapa waktunya kagak dihabisin bwt Allah & Islam yak? Ini pertanda kalo negeri Islam tadi dah lemah. Ini dia saatnya buat nyerang.

Gitu, Fren.  

Generasi yg pertama nangis ngeluarin air mata (ya iyalah, masak ngeluarin ingus) gara-gara cinta sama Allah.

Generasi yg kedua nangis ngeluarin air mata (air mata buaya bukan ya?) gara-gara cinta ama pacarnya.

Nah, Pren, air mata kita termasuk yg mana nich?
Kalo kita nangis gara-gara siapa hayo??
Yg jelas bukan gara-gara ARIF ROSYIDIN!
Hehehe.. Moga2 air mata & nangis kita hanya karena Allah! :)

Selasa, 07 Mei 2013

Running

START RUNNING TODAY EVERY DAY

Courage and Honor

"Courage is a hard thing to figure. 

You can have courage based on a dumb idea or a mistake, but you’re not supposed to question adults, or your coach, or your teacher because they make the rules. 

Maybe they know best but maybe they don’t. It all depends on who you are, where you come from. 

Didn’t at least one of the "six hundred guys" think about giving up and joining with the other side? I mean, Valley of Death, that’s pretty salty stuff. That’s why courage is tricky. Should you always do what others tell you to do? 

Sometimes you might not even know why you’re doing something. I mean, any fool can have courage. 

But honor, that’s the real reason you either do something or you don’t. It’s who you want to be. 

If you die trying for something important then you have both honor and courage and that’s pretty good. 

I think that’s what the writer was saying; that you should try for courage and hope for honor. And maybe even pray that the people telling you what to do have some, too."

Selasa, 08 Januari 2013

SEMESTER (ter)AKHIR



Halo.
Pembaca blog gue yang setia kebetulan mampir.  Apa kabar hari ini? Semoga udah bisa move on deh yaaa ;) Nggak kayak gue, masih jalan di tempat. Padahal, udah semester akhir nih, kelas III semester enam.
Kudu bener-bener "move on" gerak-gerak-gerak!! HAH!!

Ini jadwal gue yang dulu :
Bangun->main->ke sekolah->main->pulang sekolah->main->sampe rumah->main->tengah malem->tidur.

Gitu terus, diulang-ulang.
 
Kecuali kalo hari minggu. Jadwal gue yang padat merakyat terpaksa gue singkat, jadi gini :
Bangun------------------------->main-------------------------------------------->main->hampir pagi->tidur.

Tapi, itu dulu... waktu ane masih bejat, masih bang*sat dan masih brandall serta waktu dunia belum kiamat.
Dan sekarang? Karena emang belum kiamat juga, ya gue masih kayak gitu. -____-"

Namun ada sedikit perubahan jadwal di semester akhir ini, gue jadi agak sibuk dengan berbagai JADWAL les. Yupzz... gue ikut bimbel, keren nggak? (nggak si, biasa aja. Yaudahsi)
Dengan begitu, jadwal harian gue jadi sedikit berevolusi, jadi gini :

Bangun -> ke sekolah -> belajar (sambil main-main) -> les (terkadang bonus tidur) -> pulang -> tidur -> bangun tengah malem -> ke WC -> dan tidur lagi.

-Kenapa belajar di sekolah sambil main-main???
-Kenapa les-nya sering tidur???
-Dan kenapa juga, terbangun di tengah malem??? Apa mungkin gue belajar??? Apa yang membuat gue mau belajar tengah malem???? Misteri apa dibalik semua ini???

Tenang... tenang... tenang... jangan sok kepo gitu....
gue bakal jawab itu semua, tanpa terkecuali. Tanya aja ke pengacara gue #apapulaini...

Sorry, sorry, sorry. Gue becanda, gue bukan selebritis emang,....

Well, kenapa gue belajar sambil main-main? Karena itu prinsip yang gue pegang teguh semenjak di PAUD/Taman Kanak-Kanak "Belajar Sambil Bermain" #catetttt!!!!

Kenapa les-nya sambil itu, mmm.... welll... that's a simple question, but it's hard to answer -______-
2013 dengan berbagai pemanasan global, polusi, dan pencemaran di sana-sini, dan TERUTAMA sekolah RSBI gue yang masih dalam masa "development" sehingga belum mampu menyediakan fasilitas yang mendukung KBM siswa secara maksimal...... (ya Tuhan, gue berbelit-belit banget)
Intinya : di sana ruang ber-AC dan itu quality time banget buat merebahkan raga, dan mengistirahatkan seluruh angan serta asa yang telah melayang jauuuuhhhhh..... dan entah kemana.

The last, but not the best. Kenapa, gue, terbangun, di, tengah, malem?
Well... gue sendiri kurang tau, jadi ya.... biarkan itu tetap menjadi misteri #kayaapabae -_-"


Yah... itulah guys, seputar dunia gue yang kini mulai mengalami evolusi.

"Karena manusia emang dinamis, selalu berubah-ubah, dalam kondisi, serta pertimbangan tertentu"

Sukses buat evolusi dalam hidup loe ;)

Jumat, 19 Oktober 2012

KAMU

Yang perlu dicamkan dalam hati adalah wanita tercipta dari tulang rusuk pria, dia diciptakan bukan dari tulang kepala untuk menjadi atasan pria dan tidak diciptakan dari tulang kaki untuk menjadi bawahan pria namun berasal dari tempat yang aman di sisi pria untuk dilindungi agar dapat merasa aman baginya.

Selasa, 07 Agustus 2012

SECRET

simple love story - secret


Emosi seseorang tentu berbeda, gue nggak tau yang mana yang lebih baik. Antara yang mudah menangis, sama yang hampir nggak pernah nangis. Gue nggak tau, karena manusia emang bukan barang yang begitu gampangnya. Gue juga nggak tau, gue lagi ngomong apa. Maka, abaikan saja.

Baru-baru ini gue nonton film, dan bikin gue nangis :'( aneh emang berasanya. Tapi, yeah I do. Gue bener-bener nangis. Nggak ada yang bilang gue cengeng, bahkan saat tangan kiri gue patah gue nggak nangis. Tapi, hanya karena sebuah kisah fiksi mata ini menjatuhkan tetes-tetes air. Dan gue resmi menangis.

Pertama gue ngerasa "tersentuh" yaitu saat gue baca novel. Sang Pemimpi judulnya, gue sendiri bingung kenapa nangis. Padahal kisah itu nggak semellow romeo and juliet. Gue juga inget waktu gue nonton 3 idiot gue sampe nggak bisa napas, karena hidung gue kesumbat (bukan air mata) tapi ingus.

Namun, disisi lain sinetron-sinetron sejenis ratapan anak tiri nggak pernah sama sekali membuat gue trenyuh. Sama-sekali. #frasa yang berantakan

Sabtu, 14 Juli 2012

MINORITY and mayority


People love you because who you are, not because of what you wear.

Quotes yang keren kan? Nggak se-keren gue tentunya :’) gue sadar diri kok, sante aja



Minoritas DOMIAN, MAYORITAS DOMINAN, MAYORITAS tak dominan, minoritas terlupakan.
Kasta dalam SMA gue rasa :’ kadang gue ngrasa kasihan sama diri gue sendiri, yang tetep nggak bisa dan nggak mau belajar untuk tidak menebalkan kasta itu, tapi walaupun gue udah coba –dengan meyakinkan orang lain- gue tetep terpuruk dalam lubang yang sama, dan justru gue gali lebih dalam.

Apa iya ada kasta semacam itu?

#Pernah  dengar quotes “richman jokes always funny”?