Kamis, 02 Februari 2012

Hope always


Hari ini gue dapet sms dari bokap, gue nggak inget isi tepatnya, tapi intinya ; Kalau nggak ada kegiatan yang penting banget langsung pulang, kasian sanah (adek gw) dirumah sendirian. Bapak ibu dirumah sakit, Alim jatuh. Singkat dan mengena, begitu kalo bokap gue yang sms, lain kalo nyokap, berputar-putar dulu dan intinya tercecer dimana-mana, mungkin kalo nyokap gue yang sms bakal gini jadinya ; Rif, sekarang lagi di sekolah?? Pulangnya jangan sore-sore, kalo nggak ada kegiatan, aja dolan bae. Cepet pulang soale sanah dirumah sendirian, kasian dia tadi nggak mau ditinggal, bapak ibu lagi nggak dirumah, kamu cepetan pulang dirumah sama sanah, Alim jatuh dan bapak ibu harus nungguin dia, sekarang ke rumah sakit, makanya kamu cepetan pulang dan sama de Sanah kasian… Yups…. Panjang, terlalu banyak koma,, dan intinya tercecer-cecer.
Tapi bukan itu intinya,gue agak kaget, lumayan shock juga tapi nggak mungkin nangis, karena selain sulit diemnya kalo nangis aku juga masih cukup punya ketabahan (intinya:belum liat kondisi adik gue yang jatuh, jadi nggak tau perlu nangis atau nggak).
Aku G.A.L.A.U secara, hari ini aku harus latihan silat dan sebentar lagi POPDA, selain itu aku juga ada rapat pemantapan rohis… dan besok pagi ada penilaian gitar, dan tugas ekonomi belum selesai, dan sanguku bulan ini belum cair (??). Namun gak bertahan lama, akhirnya aku memutuskan pulang, masih siang, berasa aneh, terang dan nggak gelap sepi dan nggak ramai, sekitar jam 3an.
Aku samapai rumah, pintu rumah dikunci (dah tertebak). Aku sms bapak ibu, dan seperti biasa jawaban ibu agak ngelantur, mungkin itu karena emosinya sedang nggak stabil (seperti biasa juga) bias dimaklumi, anaknya di SD jatuh dan masuk rumah sakit, ibu mana yang nggak sedih… Aku juga sms bapak, seperti biasa jawaban tegas singkat tetapi kurang koordinasi anatar  s pasi. Jadi Lu may an kes ulita n juga bacanya.
Gue ketempat simbah, di sana kakek gue lagi diluar, wajahnya agak pucat, mata berbinar, kelopak tebal, keriput dan kekencangan kulitnya menurun. Mungkin ia juga terpukul dengan jatuhnya adikku, dan yang pasti itu suatu tanda bahwa beliau sudah tua.
Gue berhasil mendapatkan kunci dengan sebelumnya diwawancarai tentang sesuatu yang nggak aku tau. Ya, soal adikku itu. Aku hanya menjawab sebatas yang aku tidak tahu, karena memang aku tidak tahu… Dan sempat juga beliau mendongeng, tentang silsilah keluarga yang hampir kesemuanya pernah jatuh *wajar*.
Setelah masuk, gue liat sepatu bapak gue, acak-acakan, kaos kaki nggak tertata #entah karena panik atau memang pembiasaan kedisiplinan sejak dini yang kurang. Lain sama sepatu ibu gue, tertata rapi dan rapi karena emang rapi #option a. mungkin dia nggak panic-panik amat dan bersifat wajar. b. Dia sudah terbiasa dengan tingkat displin tinggi sejak usia dini. Ah, what ever…
Gue masuk ke ruang tengah, disana ada tas bocah itu (alias adik gue) tertata rapi banget, diletakan dengan sudut tepat dan positioning yang nyaris sempurna, meyakinkan dugaan bahwa yang naruh bukan adik gue, karena kalo dia yang naruh, bakal lebih acak-acakan dari ramput jambulnya Syahrini (gak tau kenapa gue tulis miring).
Gue tengok ruang tamu, ada beberapa piring yang diatasnya ada pisang rebus, entah karena memang hanya ada itu, atau karena terburu-buru, atau siasat biar pisangnya habis duluan, tapi yang jelas di meja itu hanya ada pisang. 75% kekhawatiran yang 100%nya udah dari tadi makin menjadi, ini berarti tadi ada tamu, dan artinya tamu itu masuk lewat pintu depan, beberapa piring menyatak tamunya lebih dari satu…. Dan pisang yang dimakan oleh tamu-tamu itu aku tahu, pasti empat. #Karena gue liat tempat samapah, isinya empat kulit pisang. Gue mendesah, menghembuskan nafas (menarik nafas juga) intinya, kalo di sms, gue tulis begini ; Huft….. . Gue khawatir ama adek gue, yah walaupun gue sering ngejailin dia, marahin dia, bentak-bentak dia, dan melarang dia buat mainan laptop gue, gue nggak pernah bilang kalo gue nggak saying ama dia, walaupun ada aja yang bikin gue kesel. Tapi yang jelas gue khawatir, apa lagi bokap tadi bilang, dia nggak apa-apa, tangan kanannya patah…(??) agak pengen ngedit kalimat dia juga, masak tangan kanan patah, nggak apa-apa.
Tapi sekali lagi wat efer, gue Cuma berharap adik gue cepet sembuh dan bias mainan laptop gue lagi, dan gue bisa marahin dia lagi, dan dia bakal nangis dan ngaduin gue ke kakak gue, dan bukan nangis karena sakit…. T_T
I LOVE YOU, MY BROTHER
REALLY, I DO LOVE YOU
ONCE AGAIN, AND WILL  NEVER BE ENOUGH
I LOVE YOU…

2 komentar: